Nov 16, 2011

Legong Mintaraga @Lara Djonggrang Menteng Jakarata





Penata tari : Dr. A. A. Ayu Bulantrisna Djelantik , Ph.D,Sp.THT
Penata gending : Wayan Darya
Penari :
- Ni Nyoman Trianawati (Arjuna)
- Nurlya (Yudistira / Dewi Supraba )
- Putri Minangsari (Bhima / Satria misterius )
- I Made Gethavia (Tjondong / Dewa Syiwa / Celeng Raksasa)
- Puteri Miranti Ningrum (Nakula / Bidadari)
- Adrienna Wallis (Sadhewa / Celeng Raksasa )

Bengkel Tari Ayu Bulan pertama kali dibentuk pada tahun 1994 oleh Dr. A.A. Ayu Bulantrisna Djelantik, Ph.D ---- seorang pakar Legong sekaligus pakar subspesialis telinga. Dalam acara Indonesia's Culture Dining Series malam hari ini, beliau menampilkan salah satu karyanya, “Legong Mintaraga”, dimana tarian ini dibuat pada tahun 1997 untuk (6) enam penari dengan gaya khas Peliatan.
Sesuai dengan konsep Legong, setiap penari dapat berubah peran, tanpa berganti busana, dengan atau tanpa atribut. Walaupun terikat dengan aturan ketat tarian, setiap penari tetap dapat membawakan watak karakter dengan penjiwaan tari yang mendalam. Tarian ini menggambarkan petikan Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanwa, seorang pujangga pada abad ke-13. Cerita ini menggambarkan tentang Pandawa 5 (lima) bersaudara yang terusir dari kerajaannya. Saat mereka mengembara di dalam hutan, Arjuna menerima petuah dari orang suci, Bhagawan Abhyasa – untuk meninggalkan saudara-saudaranya dan bertapa di dalam gua bernama Mintaraga guna mendapatkan pertolongan dari Yang Kuasa. Arjuna teguh menghadapi cobaan rayuan para bidadari - yang turun dari kahyangan dipimpin Dewi Supraba. Ia baru terbangun dari tapanya oleh serangan Celeng Raksasa dan bertanding dengan Satria misterius cobaan para Dewa. Atas keteguhannya, Arjuna mendapat senjata Pasopati yang akan melindungi Arjuna dan saudaranya (Pandawa) di kemudian hari. Senjata itu akan digunakan oleh Arjuna dan saudara-saudaranya untuk mendapatkan kembali kerajaan mereka.
Karya ini menyajikan perlunya keteguhan hati mengalahkan hawa nafsu duniawi agar menjadi pemimpin yang baik.

Oct 21, 2011

Legong Mintaraga




Indonesia's Cultural Dining Series di Lara Djonggrang Restaurant pada tanggal 12 November 2011 akan menampilkan Legong Mintaraga yang menceritakan tentang Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanwa, seorang pujangga pada abad ke-13.

Dalam pewayangan, Arjuna disebut sebagai Begawan Ciptaning atau Begawan Mintaraga ketika bertapa. Kegundahan dan kegigihan Sang Arjuna sebelum memasuki pertapaan diiringi dengan gamelan yang mencoba mengadaptasi cuplikan "Nocturne" dalam "Tabuh-tabuhan" komposisi Colin Mc Phee. Arjuna teguh menghadapi cobaan rayuan para bidadari yang turun dari kahyangan dipimpin Dewi Supraba. Ia baru terbangun dari tapanya oleh serangan Celeng raksasa dan bertanding dengan Satria misterius cobaan para Dewa. Atas keteguhannya Arjuna mendapat senjata Pasopati yang akan melindungi Arjuna dan saudaranya (Pandawa) di kemudian hari. Karya ini menyajikan perlunya keteguhan hati mengalahkan hawa nafsu duniawi agar menjadi pemimpin yang baik.

Tarian ini dibuat untuk enam penari dengan gaya khas Peliatan. Sesuai dengan konsep Legong, setiap penari dapat berubah peran, tanpa berganti busana, dengan atau tanpa atribut. Walaupun terikat dengan aturan ketat tarian, setiap penari tetap dapat membawakan watak karakter dengan penjiwaan tari yang mendalam.

Penata tari: Ayu Bulantrisna Djelantik
Penata gending: Wayan Darya
Penari: Getha, Puteri, Nana, Nurlya, Mimi, Rienna